Maquia : The Promised of Flower Booms

Beberapa hari lalu penasaran sama anime ini,
Awalnya suka sama ost lagunya yang di cover oleh Raon Lee (my fav anime cover),
Nah, biasalah baca kolom komentar gitu pengen tau reaksi orang-orang,
Daan...mereka terbawa secara emosional sama lagu ini plus movienya yang emang katanya sedih gitu,
Jadilah saya juga coba nonton, untung aja ini anime movie yang sekali tamat bukan banyak chapter hehee,

Oia saya kira filmnya sama kayak anime romance antara perempuan dan laki-laki gitu, ternyata bukan itu pointnya,
Sisi emosional yang dimaksud adalah hubungan antara Ibu dan anak,

Maquia adalah seorang anak yatim piatu dan merupakan wanita yang cantik,
Ia berasal dari suatu klan dimana setiap penduduknya berhenti menjadi tua di usia remaja,
Penduduk klan tersebut dapat berumur hingga 500 tahun dengan wajah yang tetap muda,
Maquia mendapat pesan dari Alter (ketua klan) bahwa jangan sampai dirinya jatuh cinta dengan orang/penduduk di luar sana (klan mereka memisahkan diri dengan penduduk manusia biasa),
Alasannya adalah karena Maquia akan merasa kesepian bila menyerahkan hatinya pada seseorang,

Singkat cerita,
Penduduk Maquia diserang dan Maquia terpisah jauh dari tempat ia tinggal,
Maquia menemukan seorang bayi laki-laki digenggaman seorang ibu yang telah tiada,
Saat itu usia Maquia masih sangat muda yakni 15 tahun dan ia tidak tau caranya menjadi seorang ibu,
Tapi Maquia tidak tega dan memutuskan untuk membesarkannya,
Ia pun memberinya nama Ariel,
And at this moment the story just begin,

Tidak mudah membesarkan anak sendiri di usia yang sangat belia, Maquia pun merasakan ini,
Waktu demi waktu berlalu,
Berbagai masa sulit mereka lalui bersama,
Banyak rasa yang telah mereka bagi, sedih, marah, kebahagiaan, ketakutan, kepercayaan dan janji,
Maquia teramat sangat menyayangi Ariel sebagai anaknya,
Maquia berjanji akan selalu menjaga dan membersamai Ariel selamanya,
Ariel pun berjanji untuk selalu menjaga Maquia,
But...itu semua menjadi semu saat Ariel beranjak menjadi laki-laki remaja,

Ariel merasa heran karena Maquia nampak sama seperti saat ia kecil dulu,
Teman-temannya pun tidak percaya bahwa Maquia adalah ibunya, sehingga tak jarang teman-temannya turut menggoda Maquia,
Ariel pun memutuskan pergi menjadi seorang prajurit kerajaan,
Lama tak bertemu dengan Maquia, Ariel tumbuh dewasa dan telah berkeluarga, 

Nah yang bikin sedihnya itu karena Maquia begitu menikmati perannya sebagai seorang ibu,
Ia kira bisa terus bersama selamanya dengan Ariel dan tidak akan merasa kesepian,
Maquia merelakan kepergian Ariel dengan air mata yang ia sembunyikan,
Saat menjelang akhir cerita, flashback kebersamaan Maquia dan Ariel kecil begitu terasa sangat emosional,
Kebersamaan-kebersamaan itu yang bikin melting dan gimana yaa, rasanya dada tuh sesak,

Pas ending Maquia kembali mengingat ucapan Alter, sesaat setelah ia mengunjungi Ariel yang telah menjadi kakek-kakek dan meninggal dunia,
(Part disini sedih banget sii asli) :(
Menyedihkan melihat orang yang kita sayang menua sendiri dan meninggalkan kita lebih dulu,
Iya, Maquia sangat kesepian (ia menangis sejadinya menumpahkan semua rasa yang selama ini ia tahan) tapi di satu sisi ia merasa bahagia karena telah menemukan dan mencintai Ariel sebagai anaknya,
Maquia tidak menyesal sama sekali telah menjadi ibu bagi Ariel, anaknya, selamanya...

Flashback :
Ariel : "Mom, why are you cry? don't cry mom"
Maquia : "Yeah, I don't. Mom don't cry. I'm promise Ariel" ♡

Reactions

Posting Komentar

0 Komentar